UNESCO dan Solopos Institute Gelar FGD: Waka Humas MAN 3 Palembang Bahas Integrasi Literasi Media Informasi (LMI) ke dalam Kurikulum Sekolah Berbasis Agama

 
Kamis, 09 Okt 2025  17:47

Jakarta, Aliansinews"

UNESCO Indonesia bekerja sama dengan Solopos Institute menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Mengintegrasikan Literasi Media dan Informasi (LMI) ke Kurikulum Sekolah Berbasis Agama”, yang berlangsung pada 6–8 Oktober 2025 di Gedung UNESCO Indonesia, Jakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan UNESCO, Solopos Institute, dan para guru dari berbagai sekolah berbasis agama di Indonesia. FGD ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan pendidik dalam mengintegrasikan nilai-nilai literasi media ke dalam kurikulum sekolah, khususnya di lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.

Salah satu peserta aktif dalam kegiatan tersebut adalah Waka Humas MAN 3 Palembang, H. Andarusni Alfansyur, S.Pd., M.Pd. Dalam paparannya, Andarusni menekankan pentingnya peran sekolah berbasis agama dalam membentuk generasi yang melek media sekaligus beretika dalam bermedia digital.

“Sekolah berbasis agama harus menjadi pelopor dalam menanamkan kesadaran bermedia yang berlandaskan nilai moral dan spiritual. Literasi media tidak hanya mengajarkan cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana menjaga integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam berinteraksi di ruang digital,” ujar Andarusni.

FGD ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, antara lain: perlunya panduan nasional integrasi LMI dalam kurikulum sekolah berbasis agama, peningkatan pelatihan guru dalam bidang literasi digital, serta pembentukan jejaring kolaboratif antar sekolah dan lembaga untuk berbagi praktik baik dalam penguatan LMI.

Selain sesi diskusi, kegiatan juga diisi dengan pelatihan berbasis proyek (Project-Based Learning) yang mengajarkan strategi pembelajaran literasi media secara kontekstual. Peserta dilatih untuk merancang kegiatan pembelajaran yang menghubungkan kemampuan berpikir kritis dengan nilai-nilai keagamaan, sosial, dan kemanusiaan.

Suasana FGD berlangsung interaktif dengan berbagai studi kasus yang diangkat dari pengalaman guru di lapangan. Peserta saling berbagi tantangan dan solusi dalam menanamkan kesadaran literasi di kalangan siswa di tengah derasnya arus informasi digital.

Di akhir kegiatan, perwakilan UNESCO Indonesia menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan menegaskan komitmen lembaga tersebut untuk terus mendukung upaya peningkatan literasi media di sekolah-sekolah Indonesia. Hasil dari FGD ini diharapkan menjadi rekomendasi kebijakan pendidikan yang dapat memperkuat kurikulum nasional agar lebih adaptif terhadap dinamika teknologi dan informasi.(Manda)

Berita Terkait