Sebelumnya Tersorot Publik, Pembangunan Pasar Nglangon Sragen di Nilai Lembek dan Pemerintah di Anggap Tidak Tegas
SRAGEN – Terkait perpanjangan kontrak pembangunan pasar nglangon ternyata banyak menimbulkan sorotan. Lantaran pemerintah dinilai tidak tegas pada pekerjaan yang ditaksir bakal terlambat, pada akhirnya justru dianggap seolah memberi perpanjangan dan tambahan anggaran.
Pantauan dilapangan, hingga saat ini kondisi pembangunan pasar nglangon pada Selasa (6/12) masih terus digarap. Namun belum maksimal lantaran dari bagian depan pasar belum terlihat paving yang dipasang. Karena penambahan kontrak tersebut harusnya untuk pemasangan paving.
Sesaat awak media bertemu salah satu warga masyarakat Sragen, Rahmat Samsono kepada wartawan secara menyentil juga mengkritik, bahwa diduga pemerintah bersikap terlalu lunak pada kontraktor. Menurutnya, jika pemerintah ada ketegasan, semisal dikenakan denda pada pelaksana jika molor, tentu tidak seperti ini. Padahal pekerjaan sudah menjelang akhir tahun.
”Pemkab terlalu berpihak pada kontraktor. Coba kalau berpihak pada masyarakat pasti langkah yang diambil sikap seumpama tidak selesai kontraktor didenda,” ujarnya.
Sebelumnya Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sragen berdalih ada kekurangan pada perencanaan. Yakni tidak ada pemasangan paving, plafon dan sejumlah item lain pada kontrak awal.
Pembangunan Pasar Nglangon sendiri mengalami addendum atau perpanjangan. Seharusnya selesai pada 21 November lalu, namun ada penambahan pekerjaan dan harus berakhir pada 16 Desember mendatang.
Kepala Diskumindag kabupaten Sragen Cosmas Edwi Yunanto menyampaikan untuk anggaran addendum lebih dari Rp 2 miliar. Nilai tersebut sesuai ketentuan, tidak lebih dari 10 persen dan masih tersedia dari sisa pagu anggaran.
”Kemampuan pagu anggaran yang disediakan masih memungkinkan dilakukan addendum. Karena dalam perencanaan tidak lengkap, seperti tidak ada paving, penerangan jalan umum, belum tercover,” ujarnya.
Dia menyampaikan draf awal pembangunan Rp 50 miliar. Namun karena recofusing covid-19, maka pagu anggaran hanya Rp 38 miliar. ”Salah satu item yang tidak tercover yakni paving. Namun dari pelaksana berani untuk menambahkan paving, walau belum sempurna namun awal tahun bisa ditempati,” terang Cosmas.