Sudah Tidak Asing Lagi Seorang Petani Muda yang Gigih Bercocok Tanam
Ketika dikonfirmasi kang Andi Saepudin yang di panggil sehari-hari Ocot Anak dari Bapak Haji Uday oleh awak media tadinya dia merasa putus asa, namun karena adanya dukungan dari kedua orangtu dan saudara-saudaranya, dia pun beralih ke pohon cabe keriting.
"Dari situ lah saya untuk bangkit kembali untuk bercocok tanam seperti pohon Cabe keriting varietas TM 999 sebanyak 23000 batang pohon cabe," ujar Ocot.
Untuk lahan yang sekarang di tempati sekitar kurang lebih satu Hektar dan dia untuk memperkerjakan warga masyarakat setempat kurang lebih 10 orang pekerja.
"Perorang saya gaji 100 ribu rupiah pak, Alhamdulillah untuk panen cabe keriting yang sekarang perhari bisa sampe 1 ton. Saya jual cabe di pasar TU Kemang bogor Harapan saya Harga cabe sekarang supaya setabil diangka Rp 30,000 ( tiga puluh ribu rupiah ) per kilogram," jelasnya.
Hanya permasalahan kemarin Ocot beli pupuk subsidi pun tidak diberi.
"Alasannya saya harus pake kartu tani sedangkan saya mau buat aja di persulit pak," kata dia.
Ocot sebagai warga asli masyarakat kampung Babakan kemang RT 006, RW 001, Desa malasari kecamatan Nanggung berharap dari pemerintah untuk membantu, mendukung dan mendorong.
"Sekarang ini saya lagi butuh bantuan mesin giling tanah dari pemerintah supaya difasilitasi," pungkasnya.