Warga Desa Cidolog Protes Jalan Usaha Tani Belum Digilas STUM Meski Sudah Dimonev
aliansinews.id - Sukabumi, Ratusan warga Desa Cidolog, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, khususnya petani dari RT 29/RW 04, melakukan aksi protes terkait pengerjaan jalan usaha tani yang dinilai tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Jalan yang seharusnya menunjang akses pengangkutan hasil pertanian mereka seperti gabah kering, pisang tanduk, cabai rawit, dan kayu, belum digilas dengan STUM (Stabilizer Machine) meskipun telah melalui tahap monitoring dan evaluasi (monev) dan dianggap selesai.
Pada hari Selasa, 6 Mei 2025, sejumlah tokoh masyarakat, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta puluhan warga turun langsung ke lokasi pengerjaan untuk melihat kondisi terkini. Mereka mendapati bahwa sejumlah titik pada badan jalan belum dikoral dengan baik, dan pengerjaan belum diselesaikan secara menyeluruh.
“Saya sangat kecewa. Seharusnya jalan ini sudah digilas STUM sesuai dengan RAB, tapi kenyataannya belum. Bagaimana mungkin bisa dinyatakan lolos monev?” ungkap salah satu tokoh masyarakat yang ikut dalam peninjauan.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh warga lainnya yang merasa janji-janji perbaikan hanya sebatas ucapan. “Kami terus menanyakan kapan jalan ini akan digilas STUM, tapi jawabannya selalu 'nanti'. Sampai sekarang tidak ada kejelasan,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Buruknya kondisi jalan tersebut berdampak langsung pada aktivitas warga, terutama para petani yang kesulitan mengangkut hasil panen ke pasar. “Lewat pakai motor saja susah, apalagi bawa mobil. Rasanya kami seperti terisolir. Kalau begini terus, mungkin kami harus naik kuda,” keluh seorang warga dengan nada kecewa.
Anggota BPD setempat juga mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran dalam proyek ini. “Setahu saya, penggilasan STUM sudah dianggarkan dalam RAB. Tapi kenapa tidak dilakukan? Apakah ada sisa anggaran yang belum dimanfaatkan dengan baik?” tanyanya.
Pengerjaan jalan usaha tani ini sedianya direncanakan rampung pada tahap pertama pembangunan tahun 2024. Namun hingga kini, proyek tersebut belum tuntas, memicu kekecewaan mendalam dari masyarakat.