Mafia proyek bermain dibelakang layar, uang pekerjaan dianggap: uang pinjaman

Foto: Proyek asrama Diklat kabupaten Muara enim
Kamis, 31 Jul 2025  18:23

MUARA ENIM, Aliansinews"

Jeritan Tukang menuntut keadilan kembali bergaung dari balik tembok proyek bangunan pemerintah. Teriakan pilu itu datang dari para tukang pekerja bangunan Asrama Diklat di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Mereka mengaku dipaksa bekerja di luar batas, menggunakan material tak sesuai spesifikasi, dan ketika biaya proyek membengkak, justru dituduh menipu dan kini terancam dipenjara.

Salah satu pekerja, Dedek (nama samaran), mengirimkan surat terbuka yang mengharukan ke redaksi Aliansinews id.Ia mengaku menjadi bagian dari tim proyek yang dikerjakan oleh PT Cahaya Muda dengan kuasa direktur bernama Rz dan seorang bernama Ah.

“Kami hanya tukang. Disuruh cepat kerja siang malam, pakai material di luar Rencana Anggaran Bangunan (RAB). Pondasi pakai besi banci bukan besi KS, plafon tutup pakai kayu bekas, semuanya demi kejar target. Kami ikut, karena takut kehilangan kerja,” kata Dedek dalam suratnya.

Tak hanya dipaksa lembur tanpa hitungan wajar, para tukang juga dipaksa bekerja dengan jumlah yang lebih banyak dari rencana awal.

“Awalnya 70 orang, jadi hampir 200 tukang. Lembur 24 jam. Tapi setelah selesai, kami malah dituduh menggelapkan uang, ditahan BPKB mobil, dan sertifikat rumah kami,” ungkapnya lirih.

Yang lebih memilukan, Dedek mengaku anak dan istrinya diancam akan diusir dari rumah karena masalah ini. Padahal ia hanya menjalankan perintah atasannya.

Berita Terkait