Campursari Dengan Biduan Cantik-cantik, DPRD Sragen Gelar Seni Budaya Akhir Tahun. Penutupaan Wayang Semalam Suntuk juga Suguhkan 3 Dalang Kondang
Bertempat dihalaman DPRD Sragen tampak meriah dengan gelaran Gebyar Seni Budaya Akhir Tahun 2022, Jumat (23/12). Sebanyak 40 stand Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) mulai dari produk kuliner hingga kerajinan meramaikan gelaran seni dan budaya ini sejak pagi.
Informasi yang dihimpun, pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Ketua DPRD Sragen Muslim lewat pemukulan gong. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan kesenian rampak keyboard dan campursari modern dari Grup Skeco. Sajian musik tradisional dan campursari ini sangat menghibur warga Sragen.
Makin meriah lagi yaitu acara dilanjutkan dengan pagelaran pengantin nusantara modifikasi dari DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Kabupaten Sragen. Pagelaran ini menunjukan para ahli tata rias asal Sragen punya kualitas yang mampu bersaing dengan kota-kota besar.
Disisi lain seusai istirahat, juga tampil Gebyar Seni Budaya dilanjutkan dengan pembukaan tari jaranan dari anggrek laras. Dilanjutkan kesenian campursari klenengan khas Sragen dari Anggrek Laras.
Lebih klasik kembali juga dilanjutkan sambutan sebelum gelaran pelaksanaan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Pagelaran wayang kulit ini cukup menarik lantaran menghadirkan tiga dalang kenamaan. Yakni Ki Medhot Sudarsono, Ki Thatir Paksi Setyawan, dan Ki Guntur Gagat TP.
Sementara itu, Ketua DPRD Sragen Suparno S.H menyampaikan, Gebyar Pentas Seni Budaya ini merupakan persembahan DPRD Sragen untuk warga Sragen. Sajian yang ditampilkan beragam dan banyak melibatkan pekerja seni. Seperti para seniman organ tunggal, perias pengantin melalui peragaan busana, campursari klenengan, campursari modern dan sebagainya.
”Para seniman dan pelaku seni ini adalah aset Kabupaten Sragen. Mereka mempunyai keahlian dalam bidang itu. Maka dari itu kami ayomi dan rangkul, sekaligus sebagai pengingat kita tidak meninggalkan budaya yang ada di Sragen,” terang Suparno.
Dia juga menambahkan, komunitas ini cukup mewakili para seniman. Seperti Skeco ini puluhan organ tunggal, kemudian para penabuh gamelan, tata rias dan busana.
”Sragen itu kaya budaya dan seni. Kami mohon maaf baru bisa menyajikan gelaran seni dan budaya di tahun ini. Karena sebelumnya tidak memungkinkan akibat pandemi Covid-19,” jelas politisi PDI Perjuangan ini.