Bupati Sukabumi H.Asep Japar Tanggapi Candaan Gubernur Jabar dengan Sikap Terbuka dan Reflektif
aliansinews.id - Sukabumi, Menanggapi candaan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, yang menyebut wajah Bupati Sukabumi Asep Japar tampak lesu serta menyinggung kondisi jalan rusak di tengah keterbatasan anggaran, Bupati Asep memberikan penjelasan dengan nada santai namun bermakna.
Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, Gubernur Dedi mengatakan, “Kemudian juga ada Bupati Sukabumi, ini wajahnya itu kelihatan lesu, duit eweuh, jalan butut, teu bisa anggeus ku ngopi kudu neangan duit.” Menanggapi hal tersebut, Bupati Asep menjelaskan bahwa ungkapan "ngopi" dalam konteks tersebut tidak sekadar berarti menikmati kopi, melainkan mengandung makna diskusi dan refleksi yang lebih dalam.
“Iya, waktu itu memang kami bercanda soal 'ngopi'. Bagi saya, 'ngopi' itu adalah ruang ngobrol inspiratif, tempat berdiskusi soal pendidikan, infrastruktur, dan pembangunan Sukabumi secara umum. Bukan hanya sekadar duduk santai minum kopi,” ujar Bupati Asep Japar saat ditemui usai menghadiri acara syukuran Hari Nelayan ke-65 Palabuhanratu di Alun-alun Gadobangkong, Jalan Kidang Kencana, Rabu (21/5/2025).
Ia menegaskan bahwa istilah “ngopi” bisa menjadi simbol komunikasi terbuka antara pemimpin dan masyarakat, sebagai bagian dari upaya bersama membangun daerah. “Ngopi itu bisa berarti ngobrol soal inspirasi, pembangunan, hingga hal-hal strategis lainnya. Banyak hal bisa dibahas sambil ngopi,” ujarnya.
Terkait kondisi jalan rusak yang disinggung dalam candaan tersebut, Bupati Asep mengakui bahwa permasalahan infrastruktur masih menjadi tantangan. Namun, ia memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sukabumi tetap berkomitmen untuk menanganinya secara bertahap dan terprogram.
“Kita tidak bisa menangani semua jalan rusak secara sekaligus. Tetapi kami sudah memprioritaskan dan memprogramkan perbaikannya. Mohon masyarakat dapat bersabar karena ini butuh proses,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu, perencanaan matang, serta ketersediaan anggaran. Namun demikian, ia menekankan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam.
“Kami baru mulai bekerja, dan semua butuh proses. Yang penting, program prioritas sudah disusun dan kerja nyata terus berjalan,” tegasnya.
Dengan gaya komunikasi yang terbuka dan penuh makna, Bupati Asep Japar menunjukkan bahwa dirinya siap menerima masukan, bahkan yang disampaikan dalam bentuk candaan. “Yang penting, komunikasi tetap berjalan dan kerja nyata terus dilaksanakan,” pungkasnya.