Waspada! Gunung Merapi luncurkan guguran lava 22 kali dalam 24 jam
Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 22 kali guguran lava dalam kurun waktu 24 jam.
Data tersebut tercantum dalam laporan periode pengamatan 22 November 2025 pukul 00.00 WIB-24.00 WIB.
“Teramati 22 kali guguran lava ke arah Kali Sat/Putih, Kali Bebeng, dan Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter,” ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya, Minggu (23/11/2025).
Agus menjelaskan, kondisi cuaca di sekitar Merapi selama periode pengamatan terpantau bervariasi antara cerah dan mendung, dengan angin bertiup ke arah barat dan timur.
Suhu udara berada pada kisaran 17,3-22,4 derajat celsius, kelembapan 70,5-99,9%, dan tekanan udara 653,3-916 mmHg. Secara visual, puncak Merapi tampak jelas disertai asap kawah putih bertekanan lemah setinggi 10-150 meter.
Pada aspek kegempaan, BPPTKG merekam 105 gempa guguran dengan amplitudo 2-32 mm dan durasi hingga 199 detik. Aktivitas magma juga ditunjukkan oleh 64 gempa hybrid/fase banyak. Satu gempa tektonik jauh tercatat dengan durasi 63 detik.
BPPTKG menegaskan, area potensi bahaya tetap berada pada sektor selatan-barat daya. Zona tersebut mencakup Sungai Boyong hingga 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km. Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km.
“Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” jelas Agus.
Dengan suplai magma yang masih berlangsung, potensi awan panas guguran (APG) tetap perlu diantisipasi. BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di dalam kawasan potensi bahaya, termasuk area sungai yang berhulu di Merapi. Hujan di sekitar puncak juga dapat memicu lahar dingin, terutama pada musim hujan.