Suasana Coffe Morning KSOP Kelas 1 Palembang Terkesan Intimidasi
Palembang, Aliansinews"
Acara Coffee Morning yang digelar oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Palembang pada Kamis (31/7) di lantai 4 Kantor BRI Palembang menuai sorotan tajam dari para jurnalis. Beberapa wartawan menilai kegiatan yang semestinya menjadi ajang silaturahmi dan diskusi santai, justru terkesan mengintimidasi.
Salah satu penyebab ketegangan terjadi saat pihak penyelenggara memperdengarkan rekaman percakapan antara pejabat KSOP dengan mantan Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu. Dalam rekaman yang diputar menggunakan pengeras suara itu, disebutkan bahwa wartawan dapat dipidana jika membuat berita sembarangan. Pernyataan tersebut diperparah dengan ungkapan Kepala KSOP bahwa tidak semua wartawan yang hadir memiliki kartu identitas pers (ID card).
“Kami rasa tindakan itu sangat tidak etis. Ini acara coffee morning, bukan sosialisasi undang-undang atau forum pembinaan wartawan,” ujar Hadi, salah satu wartawan media nasional.
Hadi menilai sikap Kepala KSOP Palembang mencerminkan nada intimidatif yang tidak selayaknya ditunjukkan dalam forum bersama insan pers serta mempertanyakan maksud pemutaran rekaman yang menyebutkan potensi kriminalisasi terhadap wartawan.
“KSOP seharusnya memanfaatkan forum ini untuk menyampaikan capaian, program kerja, dan membangun kemitraan, bukan malah menggurui atau menakut-nakuti wartawan,” tegasnya.
Acara yang dihadiri oleh sekitar 60 jurnalis dari berbagai media cetak dan daring ini juga turut dihadiri oleh Laksamana Pertama TNI Idham Faca, ST., MM., M.Tr.Opsla selaku Kepala KSOP Palembang, serta sejumlah pejabat tinggi seperti Capt. Bintaro (Kepala Seksi Keselamatan Berlayar), Orlina Siagian (Kasi Umum dan Humas), dan Ikhsan M. Ichsan (Kasi Lalu Lintas dan Angkutan Laut). Turut hadir pula Ketua DPD HNSI Sumsel, Ponco Darmono.
Dalam sambutannya, Laksamana Pertama TNI Idham Faca menyampaikan apresiasinya kepada insan media atas perhatian dan pemberitaan seputar kinerja KSOP selama ini. Namun suasana berubah saat sesi pemaparan dan tanya jawab berlangsung.
Sejumlah pertanyaan kritis dilontarkan wartawan, di antaranya dugaan keterlibatan pejabat KSOP dalam pengadaan CCTV di Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), kelayakan STID kendaraan bongkar muat, serta dugaan aktivitas bongkar muat BBM ilegal oleh kapal tugboat yang disebut identik dengan nama keluarga pejabat KSOP.