Memburu Jelawat di Jantung BPBAT (Bagian 1)
INNOVA BE 1240 YL itu menembus keremangan pagi tepat saat embun di permukaan kolam tandon Balai Benih Ikan Lokal (BBI) Mesuji selesai menguap. Kokok ayam sudah tiada. Cahaya matahari mulai menyeruak di antara rimbun Albasia di sisi Barat.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Mesuji, Rifriyanto, bergegas membuka pintu depan Innova sebelum menghampiri Kepala Bidang (Kabid) Ikan Budidaya, Sean Guritno, yang sudah menunggu di depan meja di muka teras Mes BBI, tanpa gelas kopi.
"Saya dan Pak Bupati berangkat pagi ini," ucap Kadis Rifriyanto setelah Sean melaporkan keberadaan para pemuda perikanan yang sedang berada di perjalanan.
Yang dimaksudkan Sean adalah peserta Pelatihan Ikan Jelawat Lanjutan yang akan diberangkatkan ke Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Provinsi Jambi. Berbeda dengan agenda pelatihan sebelumnya yang melibatkan pengurus Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan), kali ini obyek yang disasar adalah para pemuda perikanan.
Upaya ini bukan tanpa alasan sebab Gubernur Lampung, secara khusus, telah meminta Kabupaten Mesuji untuk mengembangkan kejayaan empat jenis ikan langka yang salah satunya adalah jelawat. Tiga yang lain masing-masing; Gabus, Baung dan Belida.
"Saya menyusul agak siang, Pak," jawab Sean. "Para peserta harus dipastikan dulu, juga kesiapan yang lain."
"Artinya kita bertemu di BPBAT SG?
"Iya, Pak. Pembukaan acara akan dilakukan besok pagi pukul sepuluh."
Bertolak ke Sungai Gelam