Perayaan Hari Nelayan Ujung Genteng ke-59, Momentum Penguatan Sektor Perikanan dan Pelestarian Budaya Maritim

 
Selasa, 10 Jun 2025  22:38

aliansinews.id - Sukabumi, Perayaan Hari Nelayan Ujung Genteng ke-59 yang digelar di Panggung Utama Pantai Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Selasa (10/6), berlangsung meriah dan penuh makna. Ribuan masyarakat dan wisatawan dari berbagai daerah memadati kawasan pantai untuk menyaksikan tradisi tahunan ini, yang menjadi simbol rasa syukur para nelayan atas hasil laut yang melimpah sekaligus bentuk pelestarian budaya maritim Indonesia.

Acara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Sukabumi, H. Andreas, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sektor perikanan sebagai tulang punggung ekonomi maritim nasional. Ia menyebutkan bahwa percepatan pembangunan industri perikanan memiliki dasar hukum yang kuat, yakni Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2017.

“Kedua regulasi ini menjadi payung hukum sinergi antara dinas perikanan, pariwisata, hingga UMKM, untuk membangun ekosistem maritim yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar H. Andreas.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa Hari Nelayan harus dijadikan momentum strategis untuk mempromosikan potensi lokal, memperkuat sektor pariwisata bahari, serta mendongkrak ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

“Kedatangan wisatawan mesti dimanfaatkan pelaku usaha mikro dan kecil. Produk lokal yang unik dan terjangkau harus menjadi daya tarik utama. Ini adalah cara agar potensi maritim tidak hanya menghidupi nelayan, tetapi juga menopang perekonomian daerah,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, Wakil Bupati Andreas berharap agar kesejahteraan nelayan terus meningkat melalui dukungan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan sektor perikanan.

“Semoga kehidupan para nelayan semakin sejahtera, baik lahir maupun batin. Karena nelayan adalah garda depan ketahanan pangan laut Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara, Asep Jeka, menyampaikan bahwa rangkaian perayaan telah dimulai sejak 1 Juni 2025, mencakup beragam kegiatan seperti pelestarian budaya, kegiatan keagamaan, bakti sosial, olahraga, hingga pengembangan bakat. Puncak acara diwarnai dengan upacara adat dan ritual larung saji di tengah laut.

“Ini adalah bentuk syukur kami kepada Allah SWT atas rezeki laut yang terus menghidupi kami,” ungkap Asep.

Berita Terkait