Demo 13 Agustus di Pati Ricuh, Ini 5 Tuntutan Warga
Demonstrasi ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat di depan Pendopo Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berujung ricuh, Rabu (13/8/2025). Massa melempar botol, sayuran, dan benda lain ke arah aparat kepolisian.
Kericuhan dipicu kekecewaan pendemo yang tak kunjung bertemu Bupati Pati Sudewo, meski sebelumnya dijanjikan. Massa yang memadati halaman pendopo menuntut Sudewo mundur dari jabatannya.
Aparat kepolisian membalas lemparan dengan tembakan gas air mata, memaksa sebagian massa membubarkan diri.
Berdasarkan informasi di lokasi, Bupati Sudewo berada di dalam pendopo bersama Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi dan Dandim Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto, yang berupaya membujuknya menemui pendemo.
Aksi ini bukan muncul tanpa alasan. Serangkaian peristiwa sejak pertengahan tahun 2025 telah memicu ketegangan antara pemerintah daerah dan warganya.
Kebijakan menaikkan pajak, pernyataan yang dianggap menantang rakyat, hingga beberapa proyek yang dipandang tidak mendesak menjadi pemicu utama.
Kronologi Kisruh hingga Aksi Demo
Kisruh bermula dari kebijakan Bupati Sudewo yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250%.
Keputusan ini diambil setelah pertemuan dengan para camat dan anggota Paguyuban Solidaritas Kepala Desa dan Perangkat Desa Kabupaten Pati (Pasopati) di Pendopo Kabupaten Pati pada Minggu (18/5/2025).