Merapi "batuk" parah, 21 kali luncurkan guguran lava dalam 24 jam
Aktivitas Gunung Merapi masih menunjukkan dinamika tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi 21 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter ke arah barat daya pada periode pengamatan Jumat (12/12/2025) pukul 00.00 - 24.00 WIB.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan guguran lava tersebut mengarah ke Kali Putih dan Kali Krasak. Kondisi ini menandakan suplai magma masih berlangsung dan berpotensi memicu kejadian awan panas guguran.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” kata Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya Sabtu (13/12/2025).
Berdasarkan laporan aktivitas harian BPPTKG, tercatat aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih cukup intens.
Gempa guguran tercatat sebanyak 70 kali dengan amplitudo 2–22 mm dan durasi 47,08–158,55 detik. Selain itu, terekam pula dua gempa low frekuensi, 61 gempa hybrid atau fase banyak, serta satu gempa tektonik jauh.
Secara visual, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini teramati jelas hingga tertutup kabut tipis.
Asap kawah berwarna putih dengan tekanan lemah hingga sedang terlihat membumbung setinggi sekitar 25 meter di atas puncak. Kondisi cuaca di sekitar gunung dilaporkan cerah hingga mendung dengan suhu udara berkisar 16,5–26,5 derajat celsius.
Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Merapi masih berada pada level III atau siaga.
BPPTKG mengingatkan potensi bahaya utama berupa guguran lava dan awan panas guguran pada sektor selatan hingga barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga tujuh kilometer.