Gunung Merapi "batuk", waspadai bahaya guguran lava dan awan panas!
Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat pada Jumat (31/10/2025) pagi. Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), selama periode pengamatan pukul 00.00–06.00 WIB, terpantau 15 kali guguran lava pijar mengarah ke sektor barat daya, tepatnya ke Kali Krasak dan Kali Sat (Putih), dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyebutkan cuaca di sekitar puncak Merapi pagi ini cerah dengan angin bertiup tenang ke arah barat.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, setinggi 150–200 meter dari puncak.
“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km,” ujar Agus dalam keterangan resmi, Jumat pagi.
Ia menambahkan, pada sektor tenggara potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km.
Sementara itu, lontaran material vulkanik akibat letusan eksplosif dapat menjangkau radius hingga 3 km dari puncak.
Dari hasil pemantauan kegempaan, BPPTKG mencatat 23 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–29 mm dan durasi 39,3–202,5 detik, serta 17 kali gempa hybrid/fase banyak yang menunjukkan suplai magma masih berlangsung.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih terjadi dan berpotensi memicu awan panas guguran di wilayah potensi bahaya,” jelas Agus.
Hingga kini, status Gunung Merapi masih berada pada level III (Siaga). BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di zona potensi bahaya serta tetap mewaspadai ancaman awan panas guguran dan lahar hujan, terutama saat curah hujan tinggi di sekitar puncak gunung.