Kayu gelondongan berserakan di Aceh Tenggara, Bupati: Dari Tapteng
Sebelas hari setelah banjir bandang meluluhlantakkan sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Tenggara, pemandangan tumpukan kayu gelondongan berdiameter besar masih terlihat jelas di pemukiman warga.
Kayu-kayu itu memenuhi badan jalan dan area rumah penduduk, seolah menjadi saksi bisu yang memicu dugaan adanya perambahan hutan di kawasan tersebut.
Sejumlah rekaman warga bahkan memperlihatkan puing kayu yang tampak terpotong rapi, seakan menggunakan mesin sehingga memunculkan pertanyaan besar tentang asal-usul material tersebut.
Namun, Bupati Aceh Tenggara, Muhammad Salim Fahri, menegaskan kayu-kayu yang berserakan itu bukan hasil aktivitas ilegal di wilayahnya.
Saat meninjau lokasi bencana di Desa Loser, Kecamatan Ketambe, Minggu (7/12/2025), ia memastikan kayu tersebut bukan berasal dari hutan Aceh Tenggara.
“Saya pastikan ini kayu-kayu lama. Bahkan ada yang terbawa dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara,” ujarnya.
Salim membantah keras adanya perambahan hutan maupun aktivitas perusahaan yang mengarah pada penggundulan hutan di Kabupaten Aceh Tenggara.
Menurutnya, aktivitas yang beredar dalam isu publik tidak memiliki dasar yang kuat.
“Perambahan hutan di Aceh Tenggara itu zero, tidak ada,” tegasnya.