Pelajari Secara Mendalam Visi dan Misi, DR H Rahidin-H Anang Nyatakan Siap Mengemban Amanah Pimpin Kepengurusan Forum Bela Negara Provinsi Sumsel
PALEMBANG, Aliansinews.id
Berdasarkan hasil Rapat Team Formatur 9 Orang anggota yang cukup melelahkan, akhirnya terbentuklah Kepengurusan Forum Bela Negara (FBN) Republik Indonesia (RI) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Setelah mempelajari Visi dan Misi FBN RI secara mendalam, DR H Rahidin H Anang Ir MS, Dosen Perguruan Tinggi baik Swasta maupun Negeri di Sumsel ini, menyatakan siap mengemban amanah serta menjalankan tugas tampuk kepemimpinan FBN DPW Provinsi Sumsel.
Ketua FBN DPW Provinsi Sumsel, DR H Rahidin H Anang Ir MS, mengatakan, dalam rangka persiapan terbentuknya Forum Bela Negara (FBN) Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kemarin lalu, telah melaksanakan rapat dengan Team Formatur sebanyak 9 orang, bertempat di martabak HAR Simpang Sekip. Kebetulan kami sudah hampir 80-90 persen berhasil menetapkan beberapa Pengurus Wilayah Sumatera Selatan, terutama untuk tingkat pengurus harian.
“Saya sebagai orang yang diberi amanah/mandat oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Bela Negara Republik Indonesia. kebetulan kawan-kawan ini belum sempat ke DPP saya yang diundang ke DPP, maka saya ketemu dengan pak DR Laode salah satu unsur Ketua, Ketua Pusat itu pak Prof Dr Ir Zainal Abidin Sahabuddin MM, dan ketemu juga dengan A Taufik Gumay Sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen), alhamdullilah beliau ini orang Sumsel orang Palembang Lahat atau Muara Enim, ketemu juga dengan Wakil Sekjen DR Zida dari Bali juga dosen Unhas. panjang lebar saya diberi satu pandangan oleh kawan-kawan dari pusat, bagaimana lahirnya Bela Negara ini. Forum Bela Negara ini merupakan ormas kader artinya pertama kalau lembaga ini sudah didirikan kami sebanyak-banyaknya akan mengrekrut kader, kedua, kami kalau sudah mendapatkan surat keputusan dari DPP, kami akan dilakukan traning (pelatihan) oleh DPP sebab organisasi ini agak beda dengan organisasi yang lain, karena ini menyangkut bela negara, pemikiran otaknya lahir FBN ini datang dari pak Prabowo Subianto, mungkin kita sama-sama dengar bahwa terbentuknya bela negara ini pada saat beliau jadi Menhan (Menteri Pertahanan),” papar DR H Rahidin H Anang Ir MS, salah satu Dosen diberbagai Perguruan Tinggi di Sumsel, kepada wartawan ketika konfrensi pers di Puja Sera, Jl Veteran Palembang, Selasa (12/08/25).
Menurut Rahidin, setelah mendapat pelatihan, kepengurusan FBN Provinsi Sumsel, akan mendapatkan sertifikat, selama ini belum ada ormas pelatihan diberikan sertifikat berupa sertifikasi, maka kalau ada pendidikan di Sumsel itu, FBN Sumsel yang sudah di sertifikasi berhak menjadi narasumber artinya organisasi ini sangat-sangat profesional.
“Alhamdullilah kami bersyukur kalau kita lihat pengurus-pengurus dari pusat itu, banyak para bintang yang aktif dan pensiunan juga ada, banyak juga guru besar Profesor, Doktor ada juga kawan dari pergerakan, mantan-mantan pejabat dulu TNI, POLRI, dari Angkatan Laut, Angkatan Udara gabung didalam Bela Negara ini. kami melihat dari kepengurusan dan ADRT sepak terjang dari Forum Bela Negara ini secara pribadi saya siap menerima mandat itu. Setelah saya diintrogasi lebih kurang 2-3 jam, kalau tidak salah Forum Bela Negara ini sudah ada tapi dicabut kita tidak tahu alasannya apa, maka DPP itu sangat kecewa sudah 2 kali pencabutan, saya betul-betul diberinya pandangan-pandangan, ada satu gambaran jangan sampai Sumsel menjadi malu karena Sekjennya orang Palembang. seperti pak Gustiawan mendapat rekomendasi dari Sekjen karena orang lama, mungkin beliau ini tahu perjalanan Forum Bela Negara di Sumsel,”ungkap Pakar Komunikasi Politik di Sumsel ini.
Rahidin melanjutkan, ketika rapat pertama langkah membuka mandat di Martabak HAR Simpang Sekip Palembang kemarin, membuka rapat Sekretaris memegang mandat Ibu DR Sutinah, secara aklamasi kawan-kawan meminta dirinya sebagai Ketua Forum Bela Negara Provinsi Sumsel, disamping itu sebenarnya pak Laode itu ada lagi satu organisasi lain, tapi rasanya berat memegang ini, dirinya minta waktu kepada pak Laode untuk seminggu ini mengisi formasi ini dulu, barulah berpikir ngajak kawan-kawan apakah masih sempat berbuat dengan banyak organisasi.
“Saya juga diamanatkan oleh kawan-kawan dari 11 perguruan tinggi menjadi Ketua Lembaga Kajian Pembangunan Sumatera Selatan. Maka itupun berat ditambah tugas ini. yah kita berdo’a saja bisa sehat disisa usia kita dapat menjalankan amanat ini. saya juga tidak bakal sukses kalau tidak didukung dari kawan-kawan dan saya orangnya cukup terbuka seandainya ada yang tidak sanggup mengemban jabatannya silakan berhenti dari sekarang, karena pak Rahidin ini orangnya cepat, ringkas, tegas, jelas mau hasil bagus. Di Fakultas pun saya juga begitu. Terbentuknya kepengurusan ini untuk di Sumsel memang kami belum 100 persen, karena mungkin pekan depan kami akan ada pertemuan akbar, karena ketua mandat sudah mendesak kami kapan akan dikirim kepengurusan dan semua calon-calon pengurus akan kami undang apakah bersedia untuk duduk disitu, kami tidak mau ada nama saja. Perlu diberitahukan bahwa Forum Bela Negara ini boleh diisi oleh ASN, ABRI, Polisi, Politisi, Anggota Dewan, LSM, silakan yang penting yang bersangkutan ada kemampuan disini untuk membela negara. Paling tidak kita mampu dulu untuk membela diri kita sendiri dulu baru masuk rana bela negara,”ucapnya.
“Saya masih berkoordinasi dengan pak Sekjen dan pak Sekjen memberikan garis besar bahwa forum negara ini mendukung program Presiden dan Wakil Presiden terutama menyangkut prihal Asta Cita, itu pengembangannya banyak sekali, maka tugas ini berat karena forum bela negara pada intinya kata pak Sekjen bagaimana upaya kita dalam organisasi ini untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan negara kesatuan republik indonesia, itu yang paling penting itu ada tertulis di ASTA CITA Presiden dan Wakil Presiden, diluar itu yang disampaikan pak Laode Forum Negara ini tidak mau lagi dijajah, ini bagus kalau tidak mau dijajah kita harus meningkatkan sumber daya manusia didalam kepengurusan bela negara terutama untuk masyarakat, makanya adik pernah dengar bahwa bela negara ini latihannya seperti ABRI, apalagi DPP pusat akan menhidupkan lagi forum bela negara untuk menghidupkan kembali PPKN ditingkat Mahasiswa, SMU sampai kebawah. Dalam bentuk bentuk traning, pendidikan, workshop. Selain itu kami diminta oleh pusat agar sumur-sumur tua yang tidak berfungsi lagi untuk dilaporkan dipusat, untuk itu kami menunggu surat resmi dari pusat kapan itu, setelah kami dapat SK, dapat pelatihan, dapat sertifikasi baru kami jalan untuk menginventarisir sumur-sumur tua (minyak dan gas) yang belum dimanfaatkan yang akan kami sampaikan ke pusat dan pusat akan mengambil langkah bagaimana ini dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. Dan sebagaimana info dari pak Sekjen bahwa DPP forum bela negara ada kerja sama 17 kementrian, coba banyangkan kami diminta dari pusat setiap tahun itu mendapat kader sebanyak 40 ribu kader forum bela negara, artinya forum tidak akan mungkin dilaksanakan hanya pak Rahdin dan ibu Sutina saja berarti butuh orang banyak termasuk para wartawan media dan ahli ITE, bukan itu saja menurut pak Laode itu FBN itu harus mampu membuka lapangan pekerjaan, kita akan diminta oleh Sekjen DPP untuk mengadakan koperasi, karena sumur tua itu bisa jalan dari koperasi dan BUMD,” beber Rahidin.