Bangun Tugu Gading Makin Banyak Berdiri di Beberapa Titik Wilayah Sragen, Politisi: Pemkab di Nilai Latah, Justru Jadi Sorotan Publik

Foto: Bangunan Tugu gading samping jembatan di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. (Dok)
Jumat, 16 Des 2022  19:45

SRAGEN – Memang diakui, soal pembangunan tugu gading yang menjadi icon khususnya diwilayah kabupaten sragen sudah tak asing lagi, bahkan banyak dibeberapa titik wilayah terpampang pembangunan sebuah tugu itu.

Diketahui selama ini pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memang tengah gencar-gencarnya membuat simbol terkait tugu gading di berbagai tempat itu, bahkan mungkin sampai ditiru beberapa titik oleh pedesaan yang tentunya melibatkan Pemerintahan Desa.

Secara icon fisik memang tampak begitu indah dan gagah soal tugu itu, apalagi dibangun berdiri disebuah akses lokasi yang dinilai menjadi perhatian umum maupun publik. Tentunya tidak semua orang menilai dan sudut pandang yang sama pula.

Beda lagi dengan apa yang dilontarkan Saiful Hidayat, salah satu tokoh politisi yang sudag senior di Kabupaten Sragen. Dia mengungkapkan, dengan adanya berbagai titik berdiri bangunan tugu tersebut justru menjadi sebuah sorotan dan perhatian tersendiri dari berbagai orang.

Salah satu mantan anggota DPRD Sragen, Saiful ini juga menambahkan, dalam hal ini Pemkab Sragen disebut 'latah', yaitu dengan adanya membangun sejumlah lokasi dengan tugu dan gapura gading tersebut. Diungkapkan Saiful lantaran dari kebanyakan itu menurutnya dinilai sesuatu yang tidak ada landasan filosofi dan maksud di dalamnya yang tak bermakna.

”Anggapan saya bahwa ini latah, mau dibuat sebanyak apapun, tidak ada juga landasan peraturan daerah (perda) yang mengatur. Semua tempat dibangun dengan ornamen gading, mulai gapura di desa-desa, alun-alun sampai gerbang rumah sakit bahkan area layanan publik. Jadi ini latah, ” ungkap dia, Kamis (15/12) kemarin.

Dia juga mencontohkan, salah satunya bangunan monumen nasional (Monas) dimana dalam rancangan juga jejak sejarahnya jelas dijadikan sebagai icon Ibu Kota Jakarta. Lanjutnya, dari pendapat Saiful, seyogyanya bangunan dengan bentuk monas bukankah tidak harus dibuat di setiap sudut kota, bahkan hingga kekantor-kantor pemerintahan bahkan sampai diarea layanan publik, misalnya seperti rumah sakit.

Dia juga menambahkan, sebagai contoh lagi yaitu salah satu tempat terdekat saja, dimana sebuah lokasi yang layak atau wajar jika dibangunkan tugu seperti itu yaitu di sekitar wisata Sangiran, Kalijambe. Selain makna juga simbol yang layak sesuai, otomatis tepat juga untuk menambah daya tarik para pengunjung atau wisatawan.

"Lha ini juga dibangun di sembarang lokasi. Mau dibuat sebanyak apapun, juga tidak menambah tingkat pengunjung di Museum Sangiran, bahkan juga tidak ada dampak yang besar soal kunjungan di Kabupaten Sragen khususnya Sangiran. Contoh lagi, ada sebuah rumah sakit, pada akses masukknya kelokasi kan harusnya kan terpampang gapura yang melambangkan tentang medis, bukan malah tugu gading. Jadi maksudnya gading itu apa?,” bebernya.

Berita Terkait