Subsidi Pemerintah Sragen di Klaim Kurang Optimal, Petani Mengeluh Soal Pupuk dan Ketersediaan Irigasi

Foto: Situasi pertanian di Kabupaten Sragen dikeluhkan warga, terutama masalah pupuk yang bisa dibilang mahal dan langka. (Ilustrasi)
Jumat, 27 Jan 2023  17:27

SRAGEN – Menjelang panen petani di Kabupaten Sragen kembali menggelar tradisi metil. Tradisi ini sudah lama ditinggalkan petani dan saat ini petani mulai menggalakkan kembali. Sebagai sarana tanda ungkapan rasa syukur dan harapannya petani bisa panen dengan hasil yang melimpah. 

Akan tetapi dibalik semua ada beberapa hal yang menjadi keprihatinan warga masyarakat khususnya para petani. Mereka mengeluhkan terkait regulasi pupuk dan ketersediaan irigasi yang susah selama ini. Mereka menilai subsidi pupuk dari pemerintah kurang optimal. Buktinya, kuota di lapangan selalu kurang.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang Suparno juga mengatakan, situasi pertanian pada saat ini tidak baik-baik saja. Terutama masalah pupuk yang bisa dibilang mahal dan langka atau pupuk yang sulit didapat. Bahkan untuk satu sak pupuk bisa di atas Rp 600-900 ribu. Kondisi ini tentu menjadi masalah krusial bagi petani di wilayah Sragen. 

"Pada dasarnya pupuk bersubsidi itu juga ada, tapi pada heran kuota kurang. Kalau yang bukan subsidi itupun sudah mahal harganya. Harapan kami agar pemerintah bisa tambah kuota pupuk subsidi. Kalau satu patok, 3 hektare jatah petani jelas kurang,” keluhnya.

Selain pupuk, ada faktor lain juga yang dikeluhkan yaitu soal jasa pengairan. Hal itu dikarenakan irigasi saat ini juga sudah berhenti.

Menjadi sebuah delima pula, diketahui setiap tahun para petani juga urunan untuk membayar air irigasi. Namun kini air juga tidak mengalir. Solusi yang diambil yakni akhirnya memakai sumur pantek, hanya saja membutuhkan biaya besar bagi para petani di Sragen. 

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sragen Pujono Elly Bayu Effendi menerima dan menanggapi persoalan yang dialami petani. Mulai dari keluhan soal mahalnya harga pupuk non subsidi hingga kesulitan petani dalam menjual hasil panen.

Pihaknya juga akan menyampaikan ke wakil rakyat di pusat terkait kondisi pertanian di Kabupaten Sragen. Harapannya bisa digelar program yang bisa membantu petani.

”Keluhan petani ini akan kami bawa dan sampaikan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti. Sehingga pemerintah bisa menyikapi permasalahan petani ini, yautu soal pupuk dan harga,” bebernya.

Berita Terkait