Presiden Jokowi akan Diberi Penghargaan Global Citizen Award 

 
Senin, 12 Sep 2022  13:10


Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mendapatkan penghargaan prestisius Global Citizen Award. 

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu, Tri Tharyat, mengungkapkan sederet prestasi Jokowi yang bakal menerima penghargaan tersebut dalam media briefing Kemlu di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (12/9/2022).

Dia mengatakan penghargaan terhadap Jokowi akan diterima Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada 19 September 2022 dalam rangkaian kunjungan delegasi RI di Sidang Umum PBB ke-77 di New York, Amerika Serikat. 

Tri menyebut penghargaan tersebut prestisius karena akan diberikan oleh satu lembaga think tank terkemuka di Amerika yang bernama Atlantic Counsil. 

"Bapak Presiden diberikan penghargaan ini melalui suatu proses tentunya oleh tim di dalam Atlantic Counsil ini dan kenapa beliau terpilih karena sekali lagi award ini bentuk pengakuan atas kepemimpinan Indonesia di G20, khususnya adalah mendorong kolaborasi dan penanganan atlantik global dan juga upaya Bapak Presiden dalam menciptakan perdamaian internasional dan kerja sama pascapandemi," imbuhnya. 

Tri menambahkan, kunjungan misi damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia mendapat perhatian dunia internasional. Jokowi disebut turut berupaya menciptakan solusi atas perang berkelanjutan di Ukraina.

"Bapak Presiden diberikan penghargaan ini melalui suatu proses tentunya oleh tim di dalam Atlantic Counsil ini dan kenapa beliau terpilih karena sekali lagi award ini bentuk pengakuan atas kepemimpinan Indonesia di G20, khususnya adalah mendorong kolaborasi dan penanganan atlantik global dan juga upaya Bapak Presiden dalam menciptakan perdamaian internasional dan kerja sama pascapandemi," imbuhnya.

Tri menyebut kunjungan misi damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia mendapat perhatian dunia internasional. Jokowi disebut turut berupaya menciptakan solusi atas perang berkelanjutan di Ukraina.

"Dan yang utama mendapatkan perhatian luas adalah kehadiran beliau di Moskow dan di Kiev dan sebagai bentuk dari dukungan politik presiden bagi upaya pencapaian solusi atas krisis pangan, energi dan keuangan, serta bagaimana kemudian konflik ini bisa diturunkan dan juga bagaimana kemudian pasokan pangan dan energi tidak mengganggu stabilitas global," ujar Tri.

Berita Terkait