OPINI: Bagai Makan Kacang Lupa Pada Kulitnya, Hidup Tidak Luput dari Hukum Resonansi
Ketua BPAN (Badan Penelitian Aset Negara) LAI Cabang Kabupaten Sragen. Foto: dok/istimewa
OPINI – Menjaga agar tetap hidup bermartabat, tidak harus berarti mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya ataupun mengoleksi sebaris titel A sampai Z, maupun meraih Gelar atau Nama yang menggiurkan. Karena martabat seorang manusia sesungguhnya tidaklah ditentukan oleh semuanya itu.
Martabat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari harkat diri kita sebagai manusia yang berbudi luhur. Salah satu sisi yang sering membuat orang terjerumus dan kehilangan martabat diri, adalah “LUPA DIRI“.
Seperti kata peribahasa” Bagai kacang lupa pada kulitnya” yang esensialnya adalah :” Jangan pernah melupakan budi orang yang sudah mengantarkan kita menjadi sukses”. Karena bilamana hal ini dilakukan, maka hati nurani kita akan mengutuki diri sepanjang hidup dan akibatnya sebanyak apapun harta yang berhasil dikumpulkan, entah karena alasan apa, akan punah. Begitu juga ketenaran yang berada dalam genggaman tangan, akan menyurut, memudar dan akhirnya sirna.
Disinilah hukum tabur dan tuai menunjukkan, bahwa di dunia ini tak seorang pun akan luput dari hukum ini, “siapa yang menabur, maka ia akan menuai”.
Yang menabur benih tidak tahu membalas budi, maka alam akan melakukan pembalasan berlipat kali lipat.
Mengapa bisa terjadi demikian? Apakah masih berlaku kutukan seperti legenda Si Malin Kundang yang mendurhakai ibu kandungnya dikutuk menjadi batu?”
Logikanya sesungguhnya sangat sederhana. Apapun yang keluar, akan kembali berlipat ganda, baik positif maupun negatif. Yang dapat dianalogikan seperti ketika kita berada di sebuah lembah. Bila kita berteriak :” Kamu gilaaa “ Maka suara kita akan beresonansi dan dalam sedetik kemudian alam akan memantul ulangkan apa yang sudah kita teriakkan, yakni :” Kamu gila, kamu gila, kamu gila… gilaa.. !”
Sebaliknya, bila kita mengatakan sesuatu yang positif, misalnya :” Kamu sukses !”Maka sedetik kemudian, suara kita akan beresonansi dan alam akan mengembalikannya dalam bentuk gaungan :” kamu sukses…kamu sukses..sukses,,,sukses!”