Mayoritas Masyarakat Ingin Pilpres Sekali Putaran, Berarti Tahu Dong Harus Pilih Siapa
Hasil survei dari berbagai lembaga survei sejak November 2023 selalu menunjukkan masyarakat menginginkan pilpres 2024 berlangsung sekali putaran, angkanya selalu di atas 50%. Bahkan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA hasilnya mencapai angka 84%.
"84% itu sangat tinggi, bahkan jika dikurangi dengan margin of error 2,9% angkanya masih di atas 80%. Di satu sisi itu sangat menggembirakan, bisa dianggap masyarakat kita makin rasional, namun di sisi lain agak kontradiktif," kata Ketua Harian Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) Andi Hakim menanggapi hasil survei LSI Denny JA tersebut.
Kontradiktifnya, menurut Andi Hakim, angka 84% itu berasal dari calon pemilih ketiga pasangan capres-cawapres, padahal secara rasional dan realistis yang berpeluang menang pilpres sekali putaran hanya pasangan Prabowo-Gibran.
"Jadi keinginannya sekali putaran, tapi belum tahu seharusnya memilih siapa agar sekali putaran itu bisa terwujud. Ini tentu tertuju pada pemilih 01 dan 03. Kalau 02 kan sinkron antara keinginan dan pilihan," kata dia.
Namun dia memandang hal tersebut masih wajar dalam alam demokrasi di mana setiap orang meninginkan paslon pilihannya menang sekali putaran.
"Dan bagi saya maupun kami sebagai organ relawan pendukung Prabowo-Gibran, justru seperti mendapat ide tema kampanye baru di sisa waktu 9 hari menuju masa tenang ini," imbuh Andi Hakim.
Dia berpendapat keinginan mayoritas masyarakat itu sudah tepat, karena dilihat dari berbagai aspeknya pilpres sekali putaran itu jauh lebih baik.
Selain itu juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat sebenarnya kurang nyaman berlama-lama berada dalam tahapan pemilu dan pilpres, karena meski tidak sekeras dan setajam tahun 2014 dan 2019, tetap saja ruang publik dibanjiri publikasi dengan muatan negatif.
"Oke lah sekali lima tahun nggak masalah, tapi jangan berlama-lama. Selesaikan secepatnya. Begitulah kurang lebih ya," Andi Hakim menjelaskan.