Ekonomi RI Melambat, Terlemah Sejak 2021
Ekonomi Indonesia diperkirakan masih tumbuh positif pada kuartal II-2025. Namun lajunya agak melambat ketimbang kuartal sebelumnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal II-2025 pada esok hari, Selasa (5/8/2025).
Konsensus Bloomberg yang melibatkan 27 analis/ekonom menghasilkan median proyeksi pertumbuhan ekonomi Ibu Pertiwi sebesar 4,8% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Jika terjadi, maka melambat dibandingkan kuartal I-2025 yang tumbuh 4,87%. Pertumbuhan ekonomi 4,8% yoy juga akan menjadi yang terlemah sejak kuartal III-2021 atau nyaris 4 tahun terakhir.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepertinya melambat pada kuartal II-2025. Konsumsi rumah tangga dan investasi terbeban akibat ketidakpastian, termasuk akibat kebijakan Amerika Serikat (AS),” sebut Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, dalam risetnya.
Ekspor, lanjut Henderson, kemungkinan membaik. Ini karena dunia usaha mempercepat pengiriman ke Negeri Paman Sam sebelum pemberlakuan tarif yang lebih tinggi.
Pemerintah, tambah Henderson, juga menggenjot belanja bantuan sosial (bansos). Termasuk akselerasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Namun, semua itu rasanya belum cukup untuk mengkompensasi perlambatan konsumsi dan investasi, sebagaimana tercermin dari indikator berbagai aktivitas ekonomi,” tegas Henderson.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ke 4,78% yoy pada kuartal II-2025. Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah yang akan meningkat setelah pemerintah membuka blokir belanja untuk Kementerian/Lembaga (K/L) yang sebelumnya tertahan oleh kebijakan efisiensi atau realokasi anggaran.