Patut Jadi Percontohan, Disdik Klaten Keluarkan Surat Edaran Siswa SMP Dilarang Bawa Motor
KLATEN – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Klaten mengeluarkan surat edaran (SE), Desember tahun lalu. SE berisi larangan siswa SMP menggunakan sepeda motor, khususnya saat berangkat ke sekolah. Hal itu untuk menindaklanjuti surat dari Satlantas Polres Klaten, karena masih banyak pelajar yang menggunakan sepeda motor ke sekolah.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Klaten Kamidi mendukung sepenuhnya aturan tersebut. Bahkan pihaknya terus mendorong seluruh SMP di Klaten untuk bisa dikomunikasikan ke orang tua siswa atau wali murid.
“Kami terus menghimbau dan perlu kerja samakan antara pihak sekolah, orang tua dan penegak hukum. Tapi mohon maaf, ada juga yang orang tua bangga melihat anaknya naik kendaraan, sehingga membelikan sepeda motor,” ucap Kamidi, Jumat (6/1/2023).
Lebih lanjut, Kamidi menjelaskan, meski di lingkungan sekolah tidak ada sepeda motor yang dibawa siswa, tapi nyatanya ada yang dititipkan di tempat penitipan di sekitar sekolah. Padahal mereka belum mengantongi surat izin mengemudi (SIM). Aksi ini juga berpotensi menimbulkan kemacetan, terutama saat berangkat ke sekolah.
“Misalnya saja, setiap sekolah itu ada 750 siswa. Berarti kalau bawa kendaraan semua, jumlah itu kan banyak sekali. Belum lagi sekolah lainnya yang terdekat, sehingga memicu crowded. Kan sudah menerapkan zonasi, ya lebih baik jalan kaki saja. Atau bisa pakai sepeda ke sekolah,” ucap pria yang juga kepala SMPN 4 Klaten ini.
Lebih lanjut, Kamidi mengungkapkan, saat SE itu keluar langsung disosialisasikan kepada orang tua. Berbagai respons balik telah diterima dari seperti kasihan kepada anak-anaknya. Di sisi lain, dengan berangkat sendiri menggunakan sepeda motor ke sekolah, membuat orang tua lebih nyaman karena tidak harus mengantarkan maupun menjemput anaknya.
Sementara itu, terkait kehadiran bus sekolah, dia juga mendukung sepenuhnya. Meski untuk jalurnya memang perlu dievaluasi. Sejak awal dia juga mendorong para siswa di Klaten untuk bisa memanfaatkan moda transportasi gratis tersebut.
“Misalnya saja untuk jalurnya ditempat pada jalur-jalur crowded ke sekolah, sehingga lebih tepat sasaran. Harapannya bisa mengurangi kepadatan arus lalu lintas. Termasuk menekan angka kecelakaan yang melibatkan pelajar. Apalagi kalau busnya lebih besar lagi akan bagus,” ucapnya.
Diakuinya, meski kehadiran bus sekolah sudah ada, tetapi ada saja siswa yang menggunakan sepeda motor sendiri maupun diantar oleh orang tuanya. Ini dianggap lebih fleksibel, karena bisa pulang sewaktu-waktu tanpa menunggu bus sekolah lagi.