Kusno, Petani dari Kab. Kapuas - Kalteng, Bangga dengan Aliansi Indonesia

 
Jumat, 17 Nov 2017  10:39

Kusno, seorang petani di blok F, Desa Sri Mulya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menyatakan bangga terhadap Aliansi Indonesia. Sebab, berkat Aliansi Indonesia, Kusno dapat menikmati hasil panen kelapa sawit di lahannya sendiri.

Dalam panen kali ini, selain didampingi oleh tim Aliansi Indonesia dari Jakarta (Pusat), juga adanya tokoh Aliansi berasal dari Komando Pertahanan Adat Dayak, Wisto. Tokoh ini cukup disegani, hingga membuat ciut nyali para preman sewaan PT Globalindo Agung Lestari (GAL). Wisto dan Aliansi yang melindungi para petani.

Situasi ini yang membuat Jeffrey, Humas utusan dari PT GAL akhirnya mengakui panen itu harus dibagi dua antara para petani dan PT Globalindo. “Lahannya milik petani. Sedang bibitnya dari Globalindo,” ungkap Kusno menirukan ucapan Jeffrey, Rabu siang kemarin (14/10)

Rp 400 miliar

Padahal, tambah Kusno, hampir 7 tahun kerjasama dengan PT GAL para petani, termasuk Kusno sendiri tidak menikmati hasil. Bahkan, diduga PT GAL menjaminkan tanah lahan para petani ke sebuah bank dengan cara yang tidak benar. Ditaksir nilai nominal tanah para petani mencapai Rp 400 miliar yang dijaminkan ke bank.

Kusno membenarkan sekitar tahun 2010 para petani menjalin kerjasama inti plasma dengan PT GAL. Dalam kerja sama itu disepakati pihak GAL menyediakan plasma hingga panen. Sedangkan para petani menyiapkan lahannya per paket yang luasnya 2 hektar. “Per paket hanya untuk satu orang,” ungkap Kusno.

Total keseluruhan dari paket itu mencapai 56 sertifikat yang diserahkan kepada Koperasi Globalindo Mitra Sejati. Lalu, koperasi ini menitipkan seluruh sertifikat hak milik anggota plasma perkebunan kelapa sawit itu kepada PT GAL. Dalam penyerahan penitipan itu diketahui oleh Kepala Desa Rantau Jaya, Camat Mantangai dan Kadis Transmigrasi Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Namun, sampai tulisan ini diturunkan, hak-hak petani tidak pernah diberikan, termasuk memetik panen di lahan mereka sendiri.

Mengadu ke LAI

Berita Terkait