Disebut Ijin Belum Lengkap, Aktivitas Tambang di Paseban Bayat Klaten di Minta Bupati Untuk Berhenti
KLATEN - Akhirnya angkat bicara, Bupati Klaten Sri Mulyani meminta aktivitas tambang di Bukit Cakaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat untuk dihentikan. Permintaan itu langsung disampaikan kepada CV Kadonyan selaku pelaksana pertambangan saat melakukan sidak di lokasi tersebut, pekan lalu. Hal ini menyusul belum lengkapnya perizinan.
Selain itu aktivitas pertambangan di Desa Paseban itu sudah berlangsung sejak Oktober tahun lalu. Mengambil material tanah urug untuk proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja di lahan seluas 6 hektare. Lahan itu milik warga berjumlah sembilan orang yang dikerja samakan dengan pelaksana pertambangan.
“Saya cek perizinannya belum lengkap. Dari pengusaha saya minta untuk pertanggungjawabannya untuk melakukan penataan agar kondisinya aman. Kegiatannya (pertambangan) untuk dihentikan,” ucap Mulyani.
Data yang dihimpun, lokasi bekas pertambangan itu nantinya akan dijadikan warga sebagai lokasi parkir. Terutama bagi pengunjung yang nantinya hendak berziarah ke Makam Syech Domba. Mengingat lokasinya dari aktivitas pertambangan ke salah satu cagar budaya itu sekitar 300 meter.
Disisi lain, terkait kesulitan juga diakui untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas pertambangan di wilayah Desa Paseban. Mengingat lahannya milik pribadi warga sekitar yang bekerja sama langsung dengan pelaksana pertambangan. Perizinan pertambangan juga kini menjadi kewenangan dari pemprov.
“Kondisinya sangat memprihatinkan. Saya minta untuk dilakukan pentaludan secara total di lokasi pertambangan. Termasuk saya meminta dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu (DPMPTSP) untuk mengecek di lokasi lain. Kalau belum lengkap, kegiatannya untuk dihentikan juga,” ucapnya.
Terpisah, Direktur CV Kadonyan Tedy Saputro mengungkapkan, aktivitas pertambangan di Bukit Cakaran itu sudah berhenti sejak Januari lalu. Saat ini dalam proses penataan pada lokasi bekas pertambangan tersebut.
“Saat ini sebenarnya sudah off. Sekarang sedang dilakukan penataan. Termasuk pembangunan drainase yang direncanakan empat titik. Sekarang sudah terbangun satu titik,” ucap Tedy.
Lebih lanjut, Tedy mengungkapkan, pentaludan juga dilakukan di bekas lokasi pertambangan tersebut, tepatnya sepanjang 150 meter dengan bronjong kawat dan batu. Direncanakan pentaludan dengan model terasering berjumlah tiga trap. Hal itu dilakukan untuk menahan tanah agar tidak longsor.