5 Taruna Akpol Cerdas Mengupas Inovasi Kajian Krusial Pendidikan Stem Sebagai Fondasi Generasi Tangguh Indonesia

 
Kamis, 16 Okt 2025  17:21

Bogor - Aliansinews id. Semangat Dharma, Bijaksana, Ksatria yang diemban Akademi Kepolisian (Akpol) tidak hanya tercermin di medan pengabdian, tetapi juga di kancah ilmiah. Lima Taruna/Taruni Akpol menunjukkan kepedulian mendalam terhadap masa depan bangsa melalui penelitian esai inspiratif berjudul

"Membangun Generasi Tangguh Melalui Pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)". Inisiatif ini membuktikan bahwa calon perwira Polri adalah bagian integral dari upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nasional, siap menghadapi tantangan Abad ke-21. 

Tim peneliti yang merupakan representasi terbaik dari berbagai wilayah di Indonesia ini terdiri dari Alifia Zahra Putri Ariesti (No. AK 200406013149, Jakarta, 21 tahun), Bagas Satya Rama Pribadi (No. AK 200502013211, Jabar, 20 tahun), Raja Aufa Mahasin (No. AK 200502013208, Kalteng, 20 tahun), Raja Luat Simanjuntak (No. AK 200409013168, Sumsel, 21 tahun), dan Sefrio Farhan Fadhillah (No. AK 200409013171, Yogyakarta, 21 tahun).

Mereka menegaskan bahwa pendidikan adalah pilar utama pembangunan SDM yang berkualitas , dan pendekatan STEM adalah jawaban paling relevan untuk menanggapi perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.

Penelitian yang menggunakan metode studi literatur ini secara gamblang menjelaskan peran sentral Pendidikan STEM, yang mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, dalam membekali siswa dengan keterampilan inti seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi  dan literasi digital.

Keterampilan ini tidak hanya bersifat akademik, tetapi merupakan fondasi kuat untuk membentuk karakter resilien dan sikap mental yang adaptif terhadap perubahan yang cepat dan ketidakpastian.

Dengan pola pikir pemecahan masalah yang ilmiah, generasi muda akan tangguh menghadapi berbagai dinamika global, mulai dari perubahan iklim hingga krisis kesehatan.

Namun demikian, para Taruna/Taruni ini tidak memungkiri bahwa implementasi Pendidikan STEM di Tanah Air masih menghadapi tantangan serius yang harus segera diatasi.

Masalah utama yang diidentifikasi meliputi keterbatasan kompetensi guru dalam mengajarkan konsep integratif STEM, minimnya fasilitas laboratorium dan perangkat teknologi, serta kesenjangan digital yang lebar antara sekolah di perkotaan dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Berita Terkait