Siklon tropis, bencana alam paling merusak kedua setelah gempa bumi

Foto: Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan cuaca ekstrem yang terjadi pada sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir dampak dari Siklon Tropis Senyar. (dok. BMKG)
Kamis, 27 Nov 2025  18:13

Siklon Tropis Senyar dalam beberapa hari terakhir disebut setelah memicu bencana banjir dan tanah longsor di Aceh dan Sumatera Utara.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan resmi terkait Siklon Tropis Senyar yang mulai mendekati wilayah Indonesia sejak 26 November 2025. Pada saat itu, sistem siklon bergerak ke arah barat menuju daratan Aceh.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa pergerakan siklon ini meningkatkan suplai air dari perairan hangat di Selat Malaka, sehingga memicu pembentukan awan hujan di wilayah utara Sumatera.

Pada fase ini, pusat Siklon Tropis Senyar berada di koordinat 5.0° LU dan 98.0° BT dengan tekanan rendah sekitar 998 hPa serta kecepatan angin maksimum mencapai 43 knot atau sekitar 80 km/jam.

"Dalam 48 jam ke depan Siklon Tropis Senyar diperkirakan akan menurun intensitasnya menjadi Depresi Tropis," kata Faisal, dikutip dari laman BMKG, Kamis (27/11/2025).

Siklon tropis, bencana paling berbahaya setelah gempa bumi

Dikutip dari situs World Meteorological Organiztion, Ssiklon tropis adalah badai yang berputar cepat yang dimulai di atas lautan tropis, dan badai dapat bervariasi dalam kecepatan, ukuran, dan intensitas.

Siklon tropis merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan dan harta benda, bahkan pada tahap awal perkembangannya. Siklus hidupnya dapat berlangsung hanya dalam 24 jam, sementara yang lain dapat berlangsung hingga sebulan. 

Siklon tropis seringkali mengandung berbagai bahaya, seperti angin kencang, hujan deras, gelombang badai dan banjir, petir, dan tornado. Ketika bahaya-bahaya ini berinteraksi, bahaya dan ancaman yang ditimbulkan oleh siklon tropis dapat meningkat secara signifikan.

Berita Terkait