Dampak Banjir dan Tanah Longsor di Bali, 14 Orang Tewas, 562 Warga Mengungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 14 orang meninggal dunia dan ratusan warga mengungsi akibat banjir besar disertai tanah longsor yang melanda tujuh kabupaten/kota di Bali.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan, korban meninggal terbanyak berada di Kota Denpasar dengan delapan jiwa, disusul Gianyar tiga jiwa, Jembrana dua jiwa, dan Badung satu jiwa.
Selain itu, masih ada dua warga hilang yang sedang dalam pencarian di wilayah Denpasar.
BNPB mencatat 562 warga terpaksa mengungsi di sejumlah posko darurat, terdiri dari 327 warga Jembrana dan 235 warga Denpasar.
Mereka memanfaatkan sekolah, balai desa, musala, hingga banjar sebagai lokasi pengungsian sementara.
Hasil asesmen tim reaksi cepat BPBD Bali menemukan lebih dari 120 lokasi banjir, dengan sebaran terbesar di Kota Denpasar (81 lokasi), Gianyar (14 lokasi), Badung (12 lokasi), Tabanan (delapan lokasi), Karangasem dan Jembrana masing-masing empat lokasi, serta satu lokasi di Kecamatan Dawan, Klungkung.
Sementara itu, tanah longsor dilaporkan terjadi di 18 lokasi, terdiri dari 12 lokasi di Karangasem, lima lokasi di Gianyar, dan satu lokasi di Badung.
Untuk mendukung pelayanan pengungsian, BNPB menyalurkan bantuan logistik berupa 200 selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 tenda keluarga, dua tenda pengungsi, satu perahu karet bermesin, serta tiga pompa air.
“Petugas gabungan masih melakukan pencarian korban, evakuasi, dan pengendalian banjir serta longsor,” jelas Abdul di Jakarta, Kamis (11/9/2025).