Iran-Israel Gencatan Senjata, China Memantau

Foto: Serangan rudal Iran menghantam kawasan permukiman Be`er Sheva di Israel (REUTERS/Amir Cohen)
Rabu, 25 Jun 2025  00:23

Pemerintah China menyatakan terus memantau proses pelaksanaan gencatan senjata antara Iran dan Israel.

"China mencermati perkembangan di Timur Tengah. Kami tidak ingin melihat meningkatnya ketegangan, dan berharap gencatan senjata dapat terwujud sedini mungkin," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa.

Gencatan senjata antara Israel dan Iran mulai berlaku pada Selasa (24/6) pukul 04.00 GMT (11:00 WIB).

Guo Jiakun menyebut jalan militer tidak dapat membawa perdamaian, dan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah adalah dialog dan negosiasi.

"China menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk kembali ke jalur penyelesaian politik yang benar sedini mungkin. Kami siap bekerja sama dengan komunitas internasional dan berupaya untuk perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," tambah Guo Jiakun.

Media Iran mengonfirmasi dimulainya gencatan senjata setelah “tembakan salvo terakhir” dari rudal mereka. Sebelumnya militer Israel mengonfirmasi bahwa Iran menembakkan 11 rudal dalam enam gelombang berturut-turut.

Akibatnya, setidaknya enam orang tewas dan 15 lainnya terluka roket yang menghantam bangunan permukiman di Kota Beersheba, Israel selatan.

Otoritas Israel menyebut sekurangnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran sejak Jumat (13/6). Sementara, 430 warga Iran tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka dalam serangan Israel ke negara tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mengumumkan bahwa gencatan senjata antara kedua belah pihak akan dimulai sekitar pukul 04.00 GMT (11.00 WIB), dengan Iran diharapkan untuk menghentikan operasinya terlebih dahulu untuk mengakhiri perang selama 12 hari setelah 24 jam.

Berita Terkait