Candi Cetho, Candi di Atas Awan nan Mistis dan Eksotik
Kesan mistis terasa begitu kental saat kita memasuki kompleks Candi Cetho yang terletak di lereng Barat Gunung Lawu, tepatnya di dusun Cetho, desa Gumeng, kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Kesan mistis itu terpancar kuat dari undakan (tangga), gerbang setiap trap dari kompleks candi, arca-arca dan benda-benda artefak lainnya, serta aroma dupa yang dibakar oleh peziarah di tempat sembahyang atau pemujaan di candi tersebut.
Terletak di ketinggian 1.497 mdpl di lereng Lawu yang kerap diselimuti kabut, membuat candi Cetho terkesan eksotik dan seperti terletak di atas awan, ditambah dengan hawa dingin, suasana lembab khas pegunungan, serta keindahan alam khas hutan hujan tropis.
Ditambah dengan Sendang Saraswati yang terletak tidak jauh dari kompleks candi, membuat kesan eksotik Candi Cetho semakin sulit terbantahkan.
Sejarah Singkat Candi Cetho
Candi Cetho adalah candi peninggalan kerajaan beragama Hindu. Bahkan sampai sekarang di waktu-waktu tertentu umat hindu masih sering melakukan aktivitas keagamaan di candi cetho. Jadi jangan kaget kalau di beberapa tempat di sekitar candi cetho ini terdapat sesajen bekas ritual keagamaan.
Candi Cetho ditemukan seorang arkeolog Belanda yang bernama Van de Vlies sekitar tahun 1842. Pertama kali ditemukan keadaan candi cetho sangat memprihatinkan, hanya terdapat 14 teras dengan kondisi batuan sudah ditutupi oleh lumut. Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh Humardani seorang asisten pribadi Presiden Soeharto pada tahun 1970 .
Berdasarkan penelitian ilmuwan dan arkolog, Candi Cetho diperkirakan dibangun pada 1451-1470 atau saat Raja Brawijaya V di Majapahit berkuasa Candi cetho di perkirana dibangun untuk ritual tolak bala dan ruawatn karena pada masa tersebut kerajaan majapahit banyak terjadi kerusuhan dan permasalahan kerajaan.