Harga Benih Bening Lobster Anjlok, Nelayan Minajaya Sampaikan Keluhan ke Dinas Perikanan Sukabumi

 
Rabu, 25 Jun 2025  23:21

aliansinews.id - Sukabumi, Sejumlah nelayan di wilayah Minajaya, tepatnya di Desa Buniwangi, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, menyampaikan keluhan terkait merosotnya harga jual Benih Bening Lobster (BBL) yang mereka tangkap. Saat ini, harga jual BBL hanya Rp800 per ekor, angka yang dinilai sangat tidak layak dan merugikan nelayan kecil.

Keluhan ini disampaikan langsung oleh para nelayan saat menerima kunjungan dari Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi dalam rangka monitoring dan dialog bersama komunitas nelayan di wilayah pesisir selatan.

“Harga saat ini sangat jauh dari harapan kami. Biaya operasional di laut tinggi, sementara hasil tangkapan seperti BBL tidak sebanding dengan harga jual. Ini sangat memberatkan,” ungkap salah satu nelayan Minajaya.

Para nelayan menilai bahwa harga Rp800 per ekor tidak mencerminkan nilai ekonomis BBL yang membutuhkan upaya, tenaga, dan risiko besar saat proses penangkapannya. Turunnya harga juga berdampak pada pendapatan rumah tangga nelayan, yang sebagian besar menggantungkan penghasilan dari hasil tangkapan harian.

Menanggapi hal ini, pihak Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi mencatat seluruh aspirasi dan menyatakan akan menyampaikan keluhan tersebut ke pihak terkait, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta pemangku kebijakan lainnya.

“Kami memahami keresahan nelayan, dan ini akan menjadi catatan penting untuk dibahas dalam koordinasi lintas sektor. Pemerintah daerah tidak tinggal diam atas persoalan ini,” ujar perwakilan Dinas Perikanan.

Dinas juga mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut, termasuk memastikan pemanfaatan BBL tetap dalam koridor regulasi dan pelestarian sumber daya perikanan. Dalam jangka panjang, dinas akan terus mendorong peningkatan nilai tambah hasil tangkapan laut nelayan melalui program hilirisasi dan pemberdayaan.

Masalah anjloknya harga BBL ini menjadi tantangan serius bagi kesejahteraan nelayan tradisional, sekaligus menjadi refleksi penting bagi pemerintah dan semua pihak untuk menciptakan mekanisme harga yang adil, transparan, dan berpihak pada pelaku usaha kecil di sektor kelautan dan perikanan.

Berita Terkait